![]() |
sumber: koreatimes.co.kr |
Mangkuk
menstruasi digadang-gadang adalah revolusi dalam produk kewanitaan. Mangkuk ini
merupakan pengembangan dari tampon dan pembalut wanita saat menstruasi. Namun di
Korea selatan, produk ini justru mengundang debat karena jaminan kesehatannya
belum teruji.
menstruasi digadang-gadang adalah revolusi dalam produk kewanitaan. Mangkuk ini
merupakan pengembangan dari tampon dan pembalut wanita saat menstruasi. Namun di
Korea selatan, produk ini justru mengundang debat karena jaminan kesehatannya
belum teruji.
Walaupun
produk ini dilarang beredar di pasaran, namun mangkuk menstruasi justru semakin
popular dan dicari. “Aku ingin mencobanya,
kalau nyaman saat dipakai mengapa tidak?,” uajr Kim Ji Won (28) kepada Korea
Times. Untuk mendapatkan produk, iapun rela mencarinya secara online. “Sayangnya,
aku harus memesannya dari pusat belanja yang ada di luar negeri,” tambahnya
lagi.
produk ini dilarang beredar di pasaran, namun mangkuk menstruasi justru semakin
popular dan dicari. “Aku ingin mencobanya,
kalau nyaman saat dipakai mengapa tidak?,” uajr Kim Ji Won (28) kepada Korea
Times. Untuk mendapatkan produk, iapun rela mencarinya secara online. “Sayangnya,
aku harus memesannya dari pusat belanja yang ada di luar negeri,” tambahnya
lagi.
Produk
ini semakin menarik perhatian para wanita Korea. Harga yang ditawarkan sekitar
US $20 dan $30 per buah. Harga ini
terbilang mahal, namun bisa digunakan berkali-kali dan tahan lama. Di Amerika
Serikat dan Eropa, produk ini sudah digunakan sejak lama.
ini semakin menarik perhatian para wanita Korea. Harga yang ditawarkan sekitar
US $20 dan $30 per buah. Harga ini
terbilang mahal, namun bisa digunakan berkali-kali dan tahan lama. Di Amerika
Serikat dan Eropa, produk ini sudah digunakan sejak lama.
Namun
pemerintah Korea belum menyetujui produk ini beredar di pasar Korea. Salah satu
alasan produk ini dilarang adalah, pemerintah belum yakin mengenai kategori
produk sehingga produksi dan penjualannya dilarang. Pengusaha lokal yang memproduksi mangkuk ini menjual
produk akan dikenakan sanksi oleh pemerintah. Dalam sebuah blog, seorang
direktur perusahaan mengeluh bahwa pemerintah tidak adil akan hal ini.
Pemerintah seharusnya melegalkan mangkuk itu. Postingan itu kemudian disebar
ulang oleh banyak wanita yang menginginkan agar mangkuk menstruasi bisa segera
dipasarkan.
pemerintah Korea belum menyetujui produk ini beredar di pasar Korea. Salah satu
alasan produk ini dilarang adalah, pemerintah belum yakin mengenai kategori
produk sehingga produksi dan penjualannya dilarang. Pengusaha lokal yang memproduksi mangkuk ini menjual
produk akan dikenakan sanksi oleh pemerintah. Dalam sebuah blog, seorang
direktur perusahaan mengeluh bahwa pemerintah tidak adil akan hal ini.
Pemerintah seharusnya melegalkan mangkuk itu. Postingan itu kemudian disebar
ulang oleh banyak wanita yang menginginkan agar mangkuk menstruasi bisa segera
dipasarkan.
Pemerintah
Korea, akhirnya mulai mempertimbangkan hal ini. “Kami tengah menyusun petunjuk
agar bisa melegalkan usaha beberapa perusahaan,” ujar seseorang dari Kementerian
Makanan dan Kemanan Obat yang tidak mau
disebutkan namanya kepada Korea Times. Pemerintah menegaskan, bahwa kenyataan produk
itu dijual di Eropa dan Amerika Serikat tidak serta merta berarti produk
tersebut aman.
Korea, akhirnya mulai mempertimbangkan hal ini. “Kami tengah menyusun petunjuk
agar bisa melegalkan usaha beberapa perusahaan,” ujar seseorang dari Kementerian
Makanan dan Kemanan Obat yang tidak mau
disebutkan namanya kepada Korea Times. Pemerintah menegaskan, bahwa kenyataan produk
itu dijual di Eropa dan Amerika Serikat tidak serta merta berarti produk
tersebut aman.
Penyebab
lain Mangkuk Menstrasi menjadi tenar di Korea adalah karena kesadaran para
wanita akan hak mereka. Korea merupakan negara yang dimana pria tradisonal
masih sangat mendominasi. Banyak wanita korea yang beranggapan, pemerintah
masih memandang sebelah mata pada kebutuhan kaum hawa. Banyak yang beranggapan,
mangkuk ini adalah salah satu solusi bagi mereka yang tidak mampu membeli
pembalut dan tampon. Tahun lalu, Korea dihebohkan oleh kasus gadis yang tidak
mau sekolah saat menstruasi karena tidak memiliki pembalut. Gadis lain mengaku
menggunakan dalaman sepatu (Sole) sebagai alternatif. Keprihatinan ini
mendorong pemerintah daerah memberikan pembalut gratis bagi keluarga menengah
ke bawah.
lain Mangkuk Menstrasi menjadi tenar di Korea adalah karena kesadaran para
wanita akan hak mereka. Korea merupakan negara yang dimana pria tradisonal
masih sangat mendominasi. Banyak wanita korea yang beranggapan, pemerintah
masih memandang sebelah mata pada kebutuhan kaum hawa. Banyak yang beranggapan,
mangkuk ini adalah salah satu solusi bagi mereka yang tidak mampu membeli
pembalut dan tampon. Tahun lalu, Korea dihebohkan oleh kasus gadis yang tidak
mau sekolah saat menstruasi karena tidak memiliki pembalut. Gadis lain mengaku
menggunakan dalaman sepatu (Sole) sebagai alternatif. Keprihatinan ini
mendorong pemerintah daerah memberikan pembalut gratis bagi keluarga menengah
ke bawah.
“Memberikan
kesempatan kepada para perempuan sehingga mereka dapat memilih sendiri produk
kesehatan yang cocok sangat erat hubungannya dengan hak asasi,” ujar Hong
Yeon-ji, dari Womenlink, salah satu komunitas yang membela hak-hak perempuan. “Pemerintah
seharusnya bisa lebih memperhatikan hak-hak perempuan melalui kebijakan
kesejahteraan, dibanding fokus dalam peningkatan angka kelahiran. Sangat penting
untuk mendiskusikan hal ini lintas generasi.”
kesempatan kepada para perempuan sehingga mereka dapat memilih sendiri produk
kesehatan yang cocok sangat erat hubungannya dengan hak asasi,” ujar Hong
Yeon-ji, dari Womenlink, salah satu komunitas yang membela hak-hak perempuan. “Pemerintah
seharusnya bisa lebih memperhatikan hak-hak perempuan melalui kebijakan
kesejahteraan, dibanding fokus dalam peningkatan angka kelahiran. Sangat penting
untuk mendiskusikan hal ini lintas generasi.”
Sumber:
artikel asli ditulis oleh Park Ji-won (koreatimes.co.kr), sumber foto:
koreatimes.co.kr
artikel asli ditulis oleh Park Ji-won (koreatimes.co.kr), sumber foto:
koreatimes.co.kr