Lebih dari 35% Pasangan Pengantin Baru Korea Belum Memiliki Anak

      Saat
ini Korea Selatan mengalami angka kelahiran yang rendah. Salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah kesuburan pasangan pengantin. Dalam sebuah penelitian,
didapatkan hasil yang megejutkan, bahwa 35% pasangan pengantin baru divonis kurang subur.

       Data
tersebut dipublikasikan oleh pemerintah Korea Selatan. Di dalamnya didapatkan
kesimpulan, bahwa angka kelahiran negara gingseng itu sangat memprihatinkan,
memilih untuk telat menikah dan banyak pasangan yang kurang subur. Sekitar 1,47
juta pasangan yang menikah dalam 5 tahun terakhir sampai dengan November 2015,
80,1% diantaranya adalah pasangan yang baru pertama kali menikah. Dari jumlah
tersebut, 35,5% hingga saat ini belum memiliki anak. Para pasangan tersebut,
42,1% adalah pasangan yang bekerja di luar rumah.

         Usia
istri yang baru menikah di atas 30 tahun, sebanyak 18,8% memiliki penghasilan
10-30 juta won/tahun, sementara usia pria antara 30-34 tahun menikah dengan
wanita usia 25-29 tahun jumlahnya sebanyak 18,4%.

       Hasil
riset ini memperlihatkan, kebanyakan pasangan di Korea Selatan telat menikah,
dan ketika belum mendapatkan anak, mereka cenderung menyerah. Pada tahun 2014,
survey lainnya menyebutkan bahwa 56,8% masyarakat Korea masih menganggap
menikah adalah hal penting dalam hidup. Rata-rata usia wanita yang melahirkan
anak pertama adalah 31 tahun pada tahun 2014, 23,9% melahirkan anak pertama
pada usia 35 tahun. Korea Selatan merupakan salah satu  negara yang memiliki angka kesuburan terendah
diantara negara-negara OECD (Organization for economic Cooperation and
Development) pada tahun 2014.

      Beberapa
pasangan yang masih ingin memiliki keturunan, akhirnya  menempuh jalur herbal. Ternyata
keberhasilannya cukup menjanjikan, sekitar 24% pasangan yang menempuh usaha ini
akhirnya dikaruniai momongan. Cara herbal tradisional Korea, menggunakan obat
dari tumbuh-tumbuhan juga mengatur pola makan kedua pasangan.

Sumber
informasi dan foto: koreatimes.com