Home / Uncategorized / Yoshinori Ohsumi, Kisah Romantis Sang Peraih Nobel

Yoshinori Ohsumi, Kisah Romantis Sang Peraih Nobel

       Mikrobiologis, Yoshinori
Ohsumi (71) pada Senin, 3 Oktober 2016 dinobatkan sebagai peraih nobel dalam bidang
Psiologi atau Pengobatan. Saat mendapatkan kabar ini, Yoshinori langsung
mengabarkan istri tercintanya. Lantaran suka menggoda sang istri, saat
dihubungi via telepon, istri Yoshinori malah berkata, “Jangan bohong ah, kamu
lagi becanda kan?”
       Sang istri, Mariko, tidak percaya kalau
Ohsumi benar-benar meraih penghargaan bergengsi tersebut. “Saya piker, suami
saya mencoba mempermainkan saya. Saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa
ia benar meraih nobel.” Ujarnya saat konferensi pers, Selasa 4 Oktober 2016 di kampus
Suzukakedai Institut Teknologi Tokyo.
       Ini adalah pertama kali bagia pasangan suami
istri yang sudah gaek berada di depan 30 wartawan untuk bicara mengenai
perasaan mereka setelah mendapatkan penghargaan nobel. Ohsumi hanya tidur 3
jam, sementara istrinya tidur 2 jam, saking gugupnya menghadapi sinar kamera. “Sampai
detik ini, saya masih tidak percaya bahwa saya berhasil meraih nobel. Mungkin
nanti kalau sampai di rumah, sambil minum-minum kopi, baru saya bisa
merasakannya,” ujar Ohsumi disambut derai tawa wartawan. Menurut istrinya, Yoshinori
adalah termasuk suami yang usil. Ia sering menggoda istrinya dan membuat
istrinya kesal.
      Keberhasilan  Ohsumi menyisihkan para pesaing lain dari
seluruh dunia karena ia berhasil mengungkap misteri “autophagy,” yaitu proses
dimana sel tubuh hewan dan tumbuhan menyingkirkan protein yang rusak atau mati
dan menggantinya menjadi struktur sel yang baru.
Para peneliti di bidang ini berharap, penemuan
Ohsumi ini dapat membuka misteri lainnya di di bidang kesehatan. Sehingga
penemuan dalam pengobatan kanker, Parkinson dan Alzheimer bisa lebih ditemukan
titik terang.
      “Terima kasih kepada Yoshinori Ohsumi dan
peneliti lain di bidang ini, kita tahu bidang autophagy adalah bidang yang
penting untuk mengendalikan fungsi fisiologis dimana sel-sel tubuh butuh untuk
diperbarui dan ditingkatkan,” tulis komite Nobel dalam pengantarnya. Yang menarik dari penelitian Ohsumi, awal ia
meneliti ini adalah lewat ragi. Ketika ragi kehilangan kandungannya, maka ragi mulai
meningkatkan protein dengan sendirinya, Fenomena ini mulai diteliti Ohsumi pada
tahun 1988, melalui mikroskop optik. Saat konfrensi pers tersebut, Ohsumi
mengatakan, bahwa  ia tidak pernah
membayangkan penelitiannya dari ragi bisa bercabang hingga sebesar ini. Namun ia
tidka meragukan pentingnya studi sains dasar. “Keyakinan adalah kunci yang
membawa pada kemajuan besar dalam bidang sains,” ujarnya. 
       Ohsumi melanjutkan bahwa saat ia memulai
studinya, ia tidak yakin penemuan ini bisa membawa pada pengobatan kanker. “Saya
ingin menggariskan satu hal, saat memulai penelitian ini, saya tidak yakin
penelitian ini bisa berkembang ke arah pengobatan kanker dan usaha untuk
memperpanjang hidup manusia. Saya hanya ingin mencari jawaban akan pertanyaan-pertanyaan
saya selama ini.” Ohsumi berharap, banyak masyarakat yang tertarik
dan belajar mengenadi dasar-dasar sains, sehinga penelitian seperti ini banyak
dikembangkan. Ohsumi juga menyampaikan bahwa saat ini, peneliti di Jepang
seperti diburu-buru untuk mendapatkan hasil yang cepat untuk tujuan tertentu,
misalnya dalam bidang pengobatan praktis. Namun bagi peneliti sains dasar,
hasil penelitian belum tentu bisa diaplikasikan dalam kurun waktu 10 sampai 100
tahun. “Ilmu pengetahuan juga memiliki hak, tidak hanya untuk kebutuhan praktis
saja,” tambahnya. Jika peneliti terlalu dipaksa untuk memenuhi kebutuhan
praktis, maka ilmu pengetahuan akan kembali punah. “Ilmu dasar sains akan
mengalami kepunahan,” ujar Ohsumi.

        Ohsumi berterima kaish kepada pemerintah yang
selama ini telah mendukung risetnya. Namun kalau ditotal secara keseluruhan,
alokasi dana tersebut tidak akan cukup. “Saya mengalami masa-masa sulit. Ilmu
pengetahuan di Jepang bisa hilang, kecuali didukung oleh sistem yang kuat
sehingga para peneliti muda di Jepang bisa bekerja untuk jangka panjang,”
ujarnya. Dan saat-saat masa sulit itu, Ohsumi selalu
ditemani istrinya. Jika istrinya lebih sedikit tidur ketimbang Ohsumi, itu wajar
saja. Karena tugas istrinya sangat besar, menjaga aset ilmu pengetahuan dunia. 
Selamat kepada Ohsumi dan istri, kepada Jepang
dan kepada dunia.
Sumber info dan foto: Reiji Yoshida,
japantimes.co.jp

About admin

Check Also

Buntut dari Kasus “Burning Sun” dua Artis FNC Mengundurkan Diri

sumber: koreaboo.com, stasiun TV SBS Kasus pelecehan yang terjadi di sebuah Klub malam “Burning Sun” …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 + 1 =