Home / Uncategorized / 83% Anak Pra Sekolah di Korea Selatan, Ikut Les Privat

83% Anak Pra Sekolah di Korea Selatan, Ikut Les Privat

sumber: nathanhendrix.wordpress.com

        Sepertinya
anak-anak pra sekolah di Korea Selatan saat ini dalam keadaan tertekan, karena
beban  pendidikan privat. Lebih dari 8
anak diantara 10 anak menerima pelajaran tambahan. Hal ini diungkapkan oleh
Institut Perawatan dan Pendidikan Anak Korea, minggu kemarin.
        Menurut
laporan tersebut, 35,5% merupakan anak-anak usia 2 tahun dan 83% adalah anak
usia 5 tahun. Anak-anak tersebut terdaftar dalam pendidikan privat.  Responden terdiri dari ari 537 orang tua yang
memiliki anak usia 2 tahun,  dan 704
orang tua yang memiliki anak usia 5 tahun. Responden mewakili seluruh wilayah
Korea Selatan mulai dari Agustus sampai dengan Oktober 2016.
       Pendidikan
swasta yang dimaksud adalah yang disediakan oleh hagwons (pusat pendidikan atau
rumahan) yang memberikan pendidikan dalam bidang seni, olah raga, baik offline maupun   selain pendidikan yang diberikan oleh daycare
atau taman kanak-kanak.
       Dari
laporan tersebut juga terlihat anak-anak usia dua mendapatkan les privat  sebanyak 2 sesi per minggu, dengan rata-rata
waktu yang dihabiskan 47,6 menit per sesi. Sementara anak usia 5 tahun,
mendapatkan 5 sesi per minggu, setiap sesi membutuhkan waktu sekitar 50 menit.
28% anak usia tahun, mendapatkan les privat bahasa Korea, di dalamnya ada
materi membaca dan menulis esai, 15,1%  edukasi fisik, 14,5%  kesenian dan sains sebanyak 10,2%. Anak usia 5
tahun, 24,5% mendapatkan les privat yang berhubungan dengan Bahasa Korea, 19%
mendapatkan pendidikan fisik, 17,3% matematika, dan 11%  kesenian.
       Pada
ahli bidang parenting, sudah mengingatkan orang tua bahwa les privat secara
intensif bisa berakibat buruk pada anak, terutama dalam perkembangan emosi.
Ketika dewasa anak-anak ini akan mudah depresi dan mudah menyerang orang lain. “Belajar
dengan konsep seperti itu terlalu berat untuk anak-anak. Kegiatan untuk
anak-anak seharusnya  lebih longgar, “
ujar seorang peneliti dalam institusi tersebut.  “Para orang tua yang survey, mengatakan
bahwa mereka sadar belajar intensif seperti itu akan menyebabkan masalah
perilaku, Tetapi mereka berpikir, materi yang anak-anak dapatkan di sekolah tidak
cukup untuk masa depan mereka. Para orang tua ini juga membutuhkan pendidikan
bagaimana memahami kebutuhan dan proses perkembangan anak,” tambah
peneliti lagi.
Sumber informasi: Chung Hyun-chae
koreatimes.co.kr, sumber foto: nathanhendrix.wordpress.com

About admin

Check Also

Buntut dari Kasus “Burning Sun” dua Artis FNC Mengundurkan Diri

sumber: koreaboo.com, stasiun TV SBS Kasus pelecehan yang terjadi di sebuah Klub malam “Burning Sun” …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

66 + = 75