Berita memilukan datang dari
Korea Selatan. Di tengah gencarnya pemerintah Korea Selatan mempromosikan
negaranya, kasus bullying yang melibatkan siswa kelas 6 SD terjadi. Korea
Selatan termasuk negara yang masih menjungjung tinggi norma-norma sosial,
bahasa yang digunakan untuk teman sebaya berbeda dengan bahasa yang digunakan
untuk orang yang lebih tua atau orang yang dihormati. Kasus bullying terjadi di
berbagai negara, dan kasus ini bukan yang pertama kali terjadi di Korea
Selatan, namun kejadian kali ini mendapat perhatian karena pelaku dan korban
masih duduk di kelas 6 SD, korban diminta makan penghapus karet, rumpt dan
barang yang lain.
Korea Selatan. Di tengah gencarnya pemerintah Korea Selatan mempromosikan
negaranya, kasus bullying yang melibatkan siswa kelas 6 SD terjadi. Korea
Selatan termasuk negara yang masih menjungjung tinggi norma-norma sosial,
bahasa yang digunakan untuk teman sebaya berbeda dengan bahasa yang digunakan
untuk orang yang lebih tua atau orang yang dihormati. Kasus bullying terjadi di
berbagai negara, dan kasus ini bukan yang pertama kali terjadi di Korea
Selatan, namun kejadian kali ini mendapat perhatian karena pelaku dan korban
masih duduk di kelas 6 SD, korban diminta makan penghapus karet, rumpt dan
barang yang lain.
Dikutip dari www.koreatimes.co.kr, peristiwa ini
terjadi di sebuah sekolah di Sihueng – Provinsi Gyeonggi. Orang tua korban yang
tidak terima anaknya diperlakukan tidak wajar, langsung menghubungi pihak
berwajib dan melporkan pelaku serta pihak sekolah. Kasus ini terkuak ornag tua
korban, saat korban mencoba menyakiti dirinya sendiri. Kasus ini akhirnya ramai
dibicarakan orang, setelah kisahnya masuk dalam online komunitas, sehingga
mendorong pihak berwajib melakukan investigasi lebih dalam kepada pihak
sekolah.
terjadi di sebuah sekolah di Sihueng – Provinsi Gyeonggi. Orang tua korban yang
tidak terima anaknya diperlakukan tidak wajar, langsung menghubungi pihak
berwajib dan melporkan pelaku serta pihak sekolah. Kasus ini terkuak ornag tua
korban, saat korban mencoba menyakiti dirinya sendiri. Kasus ini akhirnya ramai
dibicarakan orang, setelah kisahnya masuk dalam online komunitas, sehingga
mendorong pihak berwajib melakukan investigasi lebih dalam kepada pihak
sekolah.
Setelah penyelidikan, pihak
sekolah meminta maaf kepada ornag tua korban dan masyarakat luas. Pelaku
tindakan bullying juga meminta maaf dan dikenakan 5 jam penerapan kedisiplinan.
Menurut pihak sekolah, hukuman tersebut dibuat dan disetujui oleh komite
sekolah, sedangkan bagi korban bully akan diambil tindakan untuk mengatasi
trauma.
sekolah meminta maaf kepada ornag tua korban dan masyarakat luas. Pelaku
tindakan bullying juga meminta maaf dan dikenakan 5 jam penerapan kedisiplinan.
Menurut pihak sekolah, hukuman tersebut dibuat dan disetujui oleh komite
sekolah, sedangkan bagi korban bully akan diambil tindakan untuk mengatasi
trauma.
Tahun 2012 terjadi kasus bullying
yang mengakibatkan anak laki usia 13 tahun meninggal. Seung Min menulis surat
wasiat sebelum terjun dari apartemennya di lantai 7. Dari suratnya, Seung Min
menceritakan bagaimana ia dipukuli, dibakar menggunakan korek api, diikat
dengan kabel listrik oleh teman sekelasnya. Ornag tua yang membaca surat Seung
Ming, tidak pernah menyangka anaknya
mengalami perlakuan mengerikan. Diakhir suratnya, Seung Min menuliskan “Aku
mencintaimu ayah dan ibu, janganlah bersedih saat aku tiada, aku akan menunggu.”
yang mengakibatkan anak laki usia 13 tahun meninggal. Seung Min menulis surat
wasiat sebelum terjun dari apartemennya di lantai 7. Dari suratnya, Seung Min
menceritakan bagaimana ia dipukuli, dibakar menggunakan korek api, diikat
dengan kabel listrik oleh teman sekelasnya. Ornag tua yang membaca surat Seung
Ming, tidak pernah menyangka anaknya
mengalami perlakuan mengerikan. Diakhir suratnya, Seung Min menuliskan “Aku
mencintaimu ayah dan ibu, janganlah bersedih saat aku tiada, aku akan menunggu.”
Beberapa tahun terakhir, kasus
bullying di Korea Selatan melibatkan remaja usia yang lebih kecil, yaitu
sekitar 12-14 tahun. Menurut cnn.com, salah satu hal yang menyebabkan kasus
bullying di Korea selatan sangat tinggi adalah iklim kompetisi di sekolah.
Seorang ahli menyatakan bahwa, anak-anak remaja di Krea tidak lagi melihat
teman sebagai teman. Mereka melihat teman sebagai “competitor.” Joo Mi Bae, psikolog
klinis, mengatakan, “untuk bisa menjadi yang terbaik, mereka harus bisa
mengalahkan orang lain. Bagi anak-anak yang berhasil dalam studinya, mereka
bisa mentasai masalah tersebut, tapi bagi yang tidak berhasil, mereka cenderung
membully orang lain dan berusaha mengendalikannya.”
bullying di Korea Selatan melibatkan remaja usia yang lebih kecil, yaitu
sekitar 12-14 tahun. Menurut cnn.com, salah satu hal yang menyebabkan kasus
bullying di Korea selatan sangat tinggi adalah iklim kompetisi di sekolah.
Seorang ahli menyatakan bahwa, anak-anak remaja di Krea tidak lagi melihat
teman sebagai teman. Mereka melihat teman sebagai “competitor.” Joo Mi Bae, psikolog
klinis, mengatakan, “untuk bisa menjadi yang terbaik, mereka harus bisa
mengalahkan orang lain. Bagi anak-anak yang berhasil dalam studinya, mereka
bisa mentasai masalah tersebut, tapi bagi yang tidak berhasil, mereka cenderung
membully orang lain dan berusaha mengendalikannya.”
Menurut pusat data statistik Korea
Selatan, kekerasan di sekolah di Korea Selatan melibatkan anak-anak usia 10 –
19 tahun. Pada tahun 2010, terdapat 353 kasus kekerasan di sekolah.
Selatan, kekerasan di sekolah di Korea Selatan melibatkan anak-anak usia 10 –
19 tahun. Pada tahun 2010, terdapat 353 kasus kekerasan di sekolah.