sumber: koreaboo.com |
Dallas ― Kim Ju-young adalah warga Korea Selatan yang sudah tinggal di Amerika
Serikat selama lima tahun. Ia termasuk orang yang tidak terlalu peduli dengan
politik dalam negeri negara Pama Sam tersebut, hingga dua minggu terakhir ini,
ia baru merasakan dampaknya.
Serikat selama lima tahun. Ia termasuk orang yang tidak terlalu peduli dengan
politik dalam negeri negara Pama Sam tersebut, hingga dua minggu terakhir ini,
ia baru merasakan dampaknya.
“Sepertinya nasib masa depan saya
tergantung dengan keputusan Presiden AS,” ujar Kim (27) mahasiswa yang
mempelajari komposisi musik di Universitas Texas, Austin. Seharusnya, setelah
lulus dari kampusnya tiga bulan lagi, ia sudah bisa bekerja di AS, bersama
ratusan ribu lulusan mahasiswa internasional lainnya. Namun, presiden AS saat
ini, Donald Trump sepertinya menjadi penghalang bagi mimpi para lulusan
tersebut.
tergantung dengan keputusan Presiden AS,” ujar Kim (27) mahasiswa yang
mempelajari komposisi musik di Universitas Texas, Austin. Seharusnya, setelah
lulus dari kampusnya tiga bulan lagi, ia sudah bisa bekerja di AS, bersama
ratusan ribu lulusan mahasiswa internasional lainnya. Namun, presiden AS saat
ini, Donald Trump sepertinya menjadi penghalang bagi mimpi para lulusan
tersebut.
Sebuah kebijakan baru yang tengah
disusun beberapa minggu terakhir ini, akan secara langsung berpengaruh pada
warga dengan Visa H1-B. Kebijakan tersebut menyatakan bahwa bagi para warga
internasional akan diberlakukan aturan yang ketat untuk hidup dan bekerja di
US. Mereka harus tinggal selama 6 tahun terlebih dahulu untuk bisa mengajukan
izin tinggal permanen. Menurut berita dari berbagai sumber. Sekretariat
Keamanan Nasional, hanya akan menerima warga internasional AS yang terbaik dan
paling cemerlang untuk bisa tinggal dan bekerja di negara itu.
Tidak hanya itu, aturan lain menyebutkan, para pekerja internasional yang
memegang Visa H1-B itu akan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Penghasilan
mereka yang awalnya US 4 60.000 (86 juta won) naik menjadi US $ 130.000,
keadaan ini tentunya akan membuat perusahaan berpikir dua kali untuk menyewa
karyawan dari luar negeri.
“Bisa mendapatkan pekerjaan
di AS selama ini sangat sulit, kini hanya keajaiban yang bisa mewujudkannya,”
ujar Kim. Jadi daripada harus menggantungkan nasibnya yang tidak menentu di AS,
Kim berencana kembali ke Korea setelah ia lulus nanti. Kim tidak sendiri, ribuan
siswa Korea di AS merasakan hal yang sama. Menurut Organisasi Korea-AS yang
berbasis di New York, kini seperti ada “kepanikan.” “Setidaknya kami menerima
lusinan telepon yang menanyakan lowongan pekerjaan di Korea,” ujar John Kim,
manager organisasi. “banyak diantara mereka mengantongi gelar bergengsi dari
universitas ternama. Tahun llau, sepertinya mereka memiliki masa depan cerah,
kini mereka ketakutan dan membuang jauh-jauh harapan itu.”
disusun beberapa minggu terakhir ini, akan secara langsung berpengaruh pada
warga dengan Visa H1-B. Kebijakan tersebut menyatakan bahwa bagi para warga
internasional akan diberlakukan aturan yang ketat untuk hidup dan bekerja di
US. Mereka harus tinggal selama 6 tahun terlebih dahulu untuk bisa mengajukan
izin tinggal permanen. Menurut berita dari berbagai sumber. Sekretariat
Keamanan Nasional, hanya akan menerima warga internasional AS yang terbaik dan
paling cemerlang untuk bisa tinggal dan bekerja di negara itu.
Tidak hanya itu, aturan lain menyebutkan, para pekerja internasional yang
memegang Visa H1-B itu akan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Penghasilan
mereka yang awalnya US 4 60.000 (86 juta won) naik menjadi US $ 130.000,
keadaan ini tentunya akan membuat perusahaan berpikir dua kali untuk menyewa
karyawan dari luar negeri.
“Bisa mendapatkan pekerjaan
di AS selama ini sangat sulit, kini hanya keajaiban yang bisa mewujudkannya,”
ujar Kim. Jadi daripada harus menggantungkan nasibnya yang tidak menentu di AS,
Kim berencana kembali ke Korea setelah ia lulus nanti. Kim tidak sendiri, ribuan
siswa Korea di AS merasakan hal yang sama. Menurut Organisasi Korea-AS yang
berbasis di New York, kini seperti ada “kepanikan.” “Setidaknya kami menerima
lusinan telepon yang menanyakan lowongan pekerjaan di Korea,” ujar John Kim,
manager organisasi. “banyak diantara mereka mengantongi gelar bergengsi dari
universitas ternama. Tahun llau, sepertinya mereka memiliki masa depan cerah,
kini mereka ketakutan dan membuang jauh-jauh harapan itu.”
Para konsultan pendidikan juga
merasakan dampak dari administrasi anti-imigran. “Saya mendapatkan dua
orang tua yang tidak jadi mengirimkan anaknya belajar di Amerika Serikat,” kata
Melissa Rhee, seorang konsultan dari Agen pendidikan di Los Angeles. “Amerika
Serikat ini tidak semenarik seperti biasanya. Mereka takut kebijakan pemerintah
Trump akan membuat beban anak-anak lebih berat di sini ketimbang di Korea.“
Namun hal ini dibantah oleh ahli hukum di AS, aturan baru mengenai visa H1-B
baru rumor dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. “Saat ini, orang akan
mudah merasa kalah dan putus asa, tidak tidak seyogyanya kita membuat keputusan
tanpa melihat fakta yang sesungguhnya,” kata Julie Kim, pengajacara imigran.
merasakan dampak dari administrasi anti-imigran. “Saya mendapatkan dua
orang tua yang tidak jadi mengirimkan anaknya belajar di Amerika Serikat,” kata
Melissa Rhee, seorang konsultan dari Agen pendidikan di Los Angeles. “Amerika
Serikat ini tidak semenarik seperti biasanya. Mereka takut kebijakan pemerintah
Trump akan membuat beban anak-anak lebih berat di sini ketimbang di Korea.“
Namun hal ini dibantah oleh ahli hukum di AS, aturan baru mengenai visa H1-B
baru rumor dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. “Saat ini, orang akan
mudah merasa kalah dan putus asa, tidak tidak seyogyanya kita membuat keputusan
tanpa melihat fakta yang sesungguhnya,” kata Julie Kim, pengajacara imigran.
Sumber info dan foto: artikel
asli ditulis oleh Jane Han, koreatimes.co.kr
asli ditulis oleh Jane Han, koreatimes.co.kr