Home / Uncategorized / “Yeoljeong Pay,” Gaji Ala Kadar Untuk Fresh Graduate di Korea

“Yeoljeong Pay,” Gaji Ala Kadar Untuk Fresh Graduate di Korea

sumber: koreatimes.co,kr

      Di Korea kini muncul istilah “Yeoljeong
Pay,” artinya gaji atau hobor seenak udel yang diberikan bagi karyawan baru
yang belum diangkat menjadi pegawai. 
Kegiatan ini dianggap sebagai pelanggaran hak dan kekerasan dalam
lingkungan pekerjaan.
      Istilah ini dimulai pada tahun
2014, sebetulnya kata tersebut artinya “hasrat” untuk menyakiti dari karyawan
lama kepada karyawan baru. Keadaan ini akhirnya membuat pemerintah turun tangan
untuk melihat keadaan sebenarnya. Pada November 2016 sampai Januari 2017, kasus
semacam ini diinvestigasi oleh yang berwajib.
     Kasus itu berawal dari pengaduan
44.601 mahaiswa institute keguruan yang melamar sebagai pegawai magang “SMU
Meister” (lulusan SMU). Sebanyak 238 orang 
mendapatkan kontrak yang tidak layak, 95 orang harus bekerja lembur, 27
orang tidak mendapatkan gaji dam 45 orang dipaksa untuk melaksanakan tugas yang
tidak professional (membuat kopi, embersihkan kantor) dan 15 orang lain
mengalami pelecehan seksual.
     Penyelidikan ini melibatkan
Kementerian Pendidikan dan Kementerian Tenaga Kerja untuk mengawasi usaha
bisnis menengah dan atas di Korea. Tujuannya, adalah untuk melindungi pekerja
dari praktek-praktek kerja lembur yang berlebihan dan penyalahgunaan kontrak
kerja. Seorang pekerja yang masih SMU berusia 19 tahun, yang bekerja di pabrik
pembuatan spare part mobil, harus bekerja selama 12 jam sehari dan menerima
900.000 won ( US $ 805). Setelah bekerja ia mengeluhkan mengalami kelelahan
yang luar biasa di sekolah. Tidak ada empati dari atasan di kantor, dan ia
harus mengatasi rasa sakitnya sendirian.
      Seorang wanita 20 tahunan yang
bekerja di toserba mengaku ketar-ketior karena bosnya belum membayar gajinya sebulan.
Bosnya sudah jarang ke toko, dan menolak menjawab telepon darinya dan
membiarkannya mengatasi urusan toko sendirian.
       Kisah pekerja lain juga cukup
memilukan, seorang yang baru lulus “keterampilan tata rias”, mulai magang di
perusahaan pengelolaan acara. Ia tidak mengharapkan gaji yang besar. Namun
gajinya tidak diberikan dengan alasan untuk membiayai transportasinya selama
bekerja dalam tim.
       Pemerintah Korea dalam kurikulum
pendidikan memang mewajibkan para siswa untuk bekerja magang atau paruh waktu
dalam rangka mendapatkan pengalaman kerja. “Sekitar 150.000 siswa siswa sudah
terhubung dengan industri melalui program ini,” ujar perwakilan Kementerian
Pendidikan kepdaa Kyosu Shimmun. “Namun hal ini disalahgunakan oleh perusahaan
untuk menyiksa para pekerja dengan cara memotong gaji mereka, sehingga
memperparah istilah “Yeoljeong Pay,” tambahnya.
       Menurut Walikota Lee Jae-nyung
dari Parta Demokrat, pemerintah harus turung tangan dalam masalah ini, “Harus
ada alasan yang solutif daripada sekedar bekerja keras. Anak-anak sekarang
lemah, hanya menerima apa yang diberikan.”
Sumber: artikel asli ditulis oleh
Ko Dong-hwan, koreatimes.co.kr, sumber foto:




About admin

Check Also

Buntut dari Kasus “Burning Sun” dua Artis FNC Mengundurkan Diri

sumber: koreaboo.com, stasiun TV SBS Kasus pelecehan yang terjadi di sebuah Klub malam “Burning Sun” …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 13 = 14